Senin, 25 April 2011

Jasa Ibu Kartini

Ibu Kartini
Kuucapkan terima kasih
Kepadamu
Pejuang kodrat wanita
Penjunjung harkat dan martabat perempuan
Hingga setara dengan kaum Adam
Dan saat ini
Dimana aku sebagai seorang wanita
Menikmati semua pengorbananmu
Aku dapat bersekolah
Menjadi seorang wanita yang berpendidikan
Dan berkarir apapun yang ku mau
Ibu Kartini
Terima kasih
Jasamu takkan terlupakan
Sampai kapanpun

Minggu, 10 April 2011

Apa yang kita lakukan untuk mengatasi Global Warming????

>> Matikan kran air jika tidak dipakai. Jangan sampai menetes!
>> Matikan lampu di malam hari sat tidur.
>> Hijaukan rumahmu, kostmu, kontrakanmu, kantormu, sekolahmu, kampusmu dsb. dengan menanam pohon!
>> Hemat plastik! Bawalah tas belanjaan sendiri saat berbelanja.
>> Jangan gunakan piring plastik saat makan.
>> Selalu buang sampah pada tempatnya.

Kamis, 07 April 2011

Bangkit Dari Kegagalan

Saat Lulus SD, aku disarankan oleh ibuku untuk masuk ke Sekolah Islam Madrasah Tsanawiyah. Sebenarnya aku kurang suka, dan sebelumnya aku sudah diterima di SMP Negeri favorit kedua di Kudus. Tapi akhirnya semua pendaftaran di SMP kucabut demi menuruti perintah orangtuaku. Aku menjalani hari-hariku di Madrasah Tsanawiyah dengan rasa penyesalan karena tidak masuk ke sekolah favorit. “ Ndak masuk sekolah favorit ndak papa, mbak Fitri aja dulu pas kelas tiga bisa dapet ranking pararel, sekarang masuk SMA terfavorit. Nanti SMA nya kamu bebas masuk mana. Jangan kalah sama mbakmu. Yang penting agamanya dulu,” kata ibuku. Mulai kelas satu sampai kelas dua tengah semester satu, rankingku masih tetap 10 besar, walau mulai TK(ada rankingnya juga lho) sampai SMP aku tak pernah 3 besar. Aku juga mendapat beasiswa. Sampai akhirnya, saat pengumuman nilai di ujian akhir semester satu, rankingku anjlok turun 2 kalilipat! Aku syok melihat perubahan nilaiku, walau orangtuaku tak terlalu marah padaku. Tapi, saat kupikir-pikir penyebabnya, munkin karena pergaulanku mulai kepada anak-anak nakal di sekolah, aku jadi berani nyontek, membawa buku catatan yang diumpetin di kolong meja saat ujian (bahasa Jawanya, ngepek), berani membawa HP kamera (karena di sekolah tidak boleh membawa HP kamera) dan melanggar aturan lain. Sampai aku mulai terkena kasus, aku menyembunyikan HP kameraku saat razia sekolah. Akibatnya, aku mendapat skor (sekolahku sistemnya skor jika melanggar aturan) dan HP kameraku juga hilang di sekolah (sampai saat ini masih belum ditemukan). Aku mulai membenahi diriku, kembali kepada diriku sendiri yang kutu buku dan nggak pecicilan (bandel). Saat ujian tengah semester dua pun aku nggak berani nyontek ataupun ngepek lagi. Daftar nilai mulai diumumkan. Dan ternyata, untuk pertama kalinya, aku mendapat ranking 3, di kelasku yang favorit nomer 3 dari sepuluh kelas!! Sama sekali tak kubayangkan! Ya, kegagalan awal dari kesuksesan Aku mulai berjanji kepada diriku sendiri, untuk tidak bendel lagi, dan insyaALLAH bisa ranking pararel di ujian-ujian selanjutnya. Dan, jika lulus nanti, aku akan masuk ke sekolah internasional terfavorit di Kudus, sekalipun biayanya mahal, sekalipun mewajibkan setiap siswa mempunyai laptop!! Aku berharap, aku bisa mendapat beasiswa sampai kuliah nanti, dan membiayai sekolahku dengan uang hasil menulis cerpenku. Amin, do’ain aku, ya teman-teman!!