Senin, 23 Mei 2011

Dear Diary Part 2

Dear Diary
Part 2

Keesokan harinya, Risa menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Kemarin malam ia hanya menulis tentang teman baru sekelasnya di diarynya. Ia tak lagi gelisah seperti kemarin. Seandainya ditanya kenapa, ia akan menjawab, “Males dah, mikir begituan tiap hari!”. Tapi tak baik juga jika hal seperti itu dipertanyakan. Dan, yang nanya juga pasti bingung, karena tidak tahu masalah apa yang sedang dihadapi Risa. Ia memang tertutup. Lebih baik dikasih support saja, seperti yang sedang dilakukan Lita.
“Hai duplikatku! Tiap hari begini terus,ya! “ kata Lita menghampiri Risa yang sedang mengoles selai di rotinya.
“Sebutan baru? Terserah! Apa?” Risa bertanya tentang ketidakpahamannya dengan perintah kakaknya untuk ‘begini terus’, tapi tidak memalingkan wajahnya ke arah Lita.
“Selalu ada yang baru. ‘Ekspresi Netral’. Nilai, 60. Minimal, 70” Lita duduk di kursi sebelah Risa lalu ikut mengoles roti di depannya.
“Memangnya sekolah? Jangan buat suasana rumah seperti sekolah.”
“Tenang, tak ada mencatat, ulangan harian dan sebagainya. Hanya praktek.”
Risa hanya tersenyum.
Di dalam bis Risa mendengarkan lagu We Will Not Grow Oldnya Lenka di HPnya. “Punya lagunya Avenged Sevenfold nggak?” Lita bertanya kepada Risa tanpa mengalihkan pandangannya dari layar HPnya. “Punya.”
“Nanti kirim ke HPku, ya?”
Risa hanya menganggukkan kepala, terus bernyanyi mengiringi musik sambil memandang ke luar jendela.
Sesampainya di sekolah, Risa langsung menuju ke kelasnya. Hari ini ia giliran piket. Di kelas, hanya ada seorang perempuan yang sedang membaca buku. Dia adalah Claire, teman barunya yang dia ceritakan di buku diarynya itu. Claire orang Indonesia-Amerika. Maksudku, blesteran.
“Good morning, Risa.” sapa Claire ramah. Claire sudah hafal sebagian nama penghuni kelas VIII C.
“Oh, good morning.” Risa gelagapan karena ia tidak terlalu bisa bahasa Inggris, walaupun nilai ulangan hariannya selalu di atas batas minimal.
“Apakah kamu bersedia duduk sebangku with me?” Claire berbicara setengah-setengah. Mungkin ia sedang belajar bahasa Indonesia.
Risa melongo. Hah, dia bisa bicara Indonesia? Kenapa tidak bilang dari kemarin, aku sudah susah payah belajar bahasa Inggris!!! Lidahku minta dipijitin, nih, pikir Risa. “Ok.” Risa berkata akhirnya. Risa kemudian meninggkalkan tasnya yang tergeletak di samping Claire, lalu mulai mengambil sapu di pojok kelas.
“Do you bring Biology book?” Claire berkata dengan bahasa Inggris kembali.
Sambil terus menyapu, Risa berkata, “Yes, I do. I bring it. Why?”
“May I borrow it?”
“Allright.” Setelah selesai menyapu Risa lalu mengambil buku Biologynya.
“Do you can speak Indonesian? Kenapa tidak bilang dari kemarin? Teman-teman sudah susah payah belajar berbicara bahasa Inggris, lho. Contohnya aku.” Risa mulai nyerocos mewakili hatinya yang sedang protes. Tapi ia tidak berani bicara keras-keras, karena sudah banyak temannya yang datang ke kelas. Ia takut jadi pusat perhatian.
“Uh, sorry. I don’t know. I can little.Itupun dipikir lama-lama. Because aku tidak hafal all word of Indonesian.” Claire berkata dengan penuh penyesalan.
“Maaf. Aku tidak bermaksud untuk menyakiti hatimu. Aku hanya ingin mengutarakan kritikanku tentangmu. Aku takut ini menjadi dendam. Aku minta maaf.” Risa iba melihat wajah murung Claire.
“Tak apa. Thank you.” Claire tersenyum pada Risa. Risa balas senyum. “Aku pernah tinggal di sini selama setahun. Tepatnya tahun 2007. Tahun 2008, aku kembali ke Amerika. Papaku menyuruhku sekolah di Amerika saja, karena pendidikannya lebih bagus di Amerika. Tapi, karena Papaku dipindahtugaskan ke Indonesia, jadi kami tinggal di Indonesia, tepatnya di villa milik Papa.” Tiba-tiba Claire menjelaskan alasan kepindahannya di Indonesia. Risa hanya mengangguk-ngangguk.
“After school, kamu mau ke rumahku? Akan kuperkenalkan with my family. Sebagai teman dan calon sahabat pertamaku.” Claire mengajak Risa dengan penuh semangat.
“Baiklah, tapi aku akan minta izin dulu kepada kakakku.”
Saat-saat yang di tunggu pun tiba. Pulang sekolah, Risa menunggu Lita di depan gerbang sekolah Lita.
“Kak, pulang sekolah ini aku boleh nggak main ke rumah temanku?” “Siapa?Bule cantik itu?”
“Kakak tahu dari mana?” “Ehm, dengar-dengar saja.” “Oh, aku duluan ya, kak!” Risa pergi sambil melambaikan tangannya. Sesampainya di kantin, Risa mencari Claire. Katanya Claire akan menunggu di sini. Tadi Claire memang tidak ikut Risa saat Risa ke sekolah kakaknya.
“Risa.” tampak seorang perempuan melambaikan tangannya kepada Risa. Dia sedang duduk di salah satu meja kantin dan di depannya terdapat botol softdrink yang tinggal separuh. Dia adalah Claire. Risa menghampiri meja Claire. Claire cepat-cepat menghabiskan minumannya lalu menenteng tas dan segera pergi dari kantin. Kemudian mereka berdiri di depan gerbang sekolah, menunggu Mama Claire. Setelah sepuluh menit menunggu, Mama Claire datang. Mobilnya berhenti tepat di depan mereka. Lalu, Mama Claire membuka kaca mobil. Claire dan Mamanya sempat berbincang-bincang sebentar dengan menggunakan bahasa Inggris, kemudian, “Kau temannya Claire? Salam kenal, saya Mamanya Claire, panggil saja Tante Frida. Masuklah.” Mama Claire mempersilahkan Risa masuk ke dalam mobilnya. “Saya Risa.” Risa tersenyum kepada Tante Frida.
Sesampainya di rumah Claire, Claire mengajak Risa makan siang. Claire lalu menceritakan tentang keluarganya. “My mother seorang ibu rumah tangga. My father seorang dentis. Aku mempunyai seorang adik, namanya Ferdy. Dia masih berumur 1 tahun, dan sekarang sedang bermain di taman. Di rumah ini hanya ada seorang baby sitter, namanya kak Tiara. Dia masih sangat muda sekali.”
Setelah makan siang, mereka berfoto ria di halaman rumah Claire. Sekitar jam 3, mereka mengedit foto-foto itu dan meng-uploadnya di Facebook. Sorenya, mereka nonton film bareng. Jam 5 sore, Risa baru pulang ke rumah. Dia diantar oleh Tante Frida. “Kamu dari mana saja?” begitu masuk rumah, dia langsung di tanya oleh Mamanya. “Lhoh, memangnya kak Lita nggak cerita ke Mama, ya?” “Ya mana Mama tahu. Tadi Mama di dapur. Dan begitu pulang, Lita langsung pergi ke rumah temannya. Memangnya kamu ke mana, sih?” “Aku ke rumah teman. Teman baru.” “Oh, Si cantik dari Amerika itu ya?” “Mama tahu dari mana?” “Dari Mamanya Vira.” Malamnya, setelah mengerjakan PR, Risa mulai menulis di buku diarynya.
Kamis, 8 Oktober 2010
Dear Diary,
Hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan begiku! Aku mendapat sahabat baru! Itu lho, Claire. Padahal kami baru kenal 1 hari. Hahaha… Tapi, orangnya cukup menyenangkan. Cantik, baik, pintar, lucu dan termasuk ‘Anak Anak Keren’ juga. Kesan pertamaku, aku rada ilfil sama dia. Tapi ternyata, ada niat baik dibalik semua itu. Dan, sekalian belajar bahasa Inggris. Oh ya, tadi aku main ke rumahnya. Rumahnya besar banget! Lebih tepatnya villa. Semua orangg pasti betah tiggal berlama-lama di situ. Keluarganya juga baik-baik.
Diary, sudah ya. Besok aku pingin berangkat pagi lagi. Besok juga giliran piketnya Claire dan Erika.
Risa

Risa menghela napas sejenak. Kemarin, Papa, Mama dan kak Lita. Dan, hari ini Mama dan kak Lita. Jadi bukan Papa yang membaca diaryku, pikir Risa. Ia bingung cara mengetahui siapa yang membuka diarynya. Dan, cara mendapat bukti juga susah. Kemarin malam saja, tidak ada tanda-tanda ada yang membaca, seperti saat kertas terlipat. Pintar juga ‘si pembajak’ itu, pikir Risa.
Bersambung. . . . . . . . . . . .
intanachan@yahoo.co.id

Dear Diary Part 1

Dear Diary
Part 1

Selasa, 6 Oktober 2010
Dear Diary,
Hari ini adalah hari yang sangat menyebalkan bagiku! Karena:
1.Tadi pagi berdiri di depan kelas selama 1 jam pelajaran, karena telat masuk sekolah.
2.Hari ini ulangan harian mendadak matematika, aku pasti dapat nilai jelek.
3.Nggak jadi beli coklat Cadburry rasa blueberry jelly versi band Vierra limited edition, gara-gara ada les. Padahal cuma 3 hari, dan besok hari terakhir. Bisa nggak, ya? Huwaa, nggak jadi dapet tanda tangannya Widi Vierra, deh!
Aku nggak pernah berpikir akan terjadi hal seperti ini. Membayangkannya pun nggak. Kenapa bisa terjadi?
Diary, sekian dulu curhatku. Aku harus tidur biar nggak kena marah mama gara-gara tidur telat. hehe ;p
Risa

Risa lalu menutup buku diarynya yang berwarna pink dan bergambar Mickey Mouse yang lucu, animasi favoritnya. Hampir semua barang miliknya bergambar atau berbentuk Mickey Mouse. Di sekolah, Risa dijuluki ‘Risa Mouse’ oleh teman-temannya. Tapi ia sama sekali tidak marah. Ia malah senang karena ia memang ‘Mickey Mania’. Yang penting, mengejeknya jangan kelewat batas.
Kembali ke buku diary. Saat Risa sedang asyik dengan mimpinya, seseorang masuk ke kamarnya. Diam-diam ia membaca buku diary Risa.
Keesokan harinya, Risa menemukan salah satu halaman buku diarynya terlipat. Tepat di halaman ia menulis kemarin.
Kenapa halamannya terlipat, siapa yang membuka buku diaryku. Aku yakin kemarin malam halamannya tidak ada yang terlipat dan masih rapi, pikirnya. Risa berangkat ke sekolah dengan hati yang gelisah, karena semua rahasianya ada di dalam buku itu.
“Adek,” panggil Lita saat mereka di dalam bis. Sekolah mereka memang berdekatan, hanya dibatasi dua buah jalan besar. Jadi, mereka berangkat sekolah bersama.
“Dek Risa,” Lita mengulangi panggilannya melihat adek tersayangnya melamun. Tak ada jawaban.
“Risa Vanya Pradnyaparamitha!” Lita berteriak di samping telinga kanan Risa sambil mencubit lengan Risa.
“Eh, ya ya. Ada apa kak Elita Viskya Nadya?” tanya Risa setelah rasa kagetnya hilang.
“Kamu melamun?”
“Tidak.”
“Benarkah?”
“Entahlah,” Risa menjawab enteng.
“Maksudmu?”
“Gelisah.”
“Lalu?”
“Bingung, mungkin,” Risa menjawab dengan ragu-ragu.
“Kenapa?” Lita mengangkat alisnya.
“Jangan tanya aku.”
“Dan?” Lita tahu bahwa pasti ada yang mengganjal di hati adek pertamanya itu.
“Jangan tanya hatiku,” Risa menjawab asal.
“Jadi??”
“Lupakan,” Risa mendesah.
“Terserah adek, deh. Tapi, tolong gelisah plus bingungnya ditunda dulu ya, nanti kamu nggak konsen sama pelajaran,” Lita memaklumi.
“Iya, kak…… …” Risa berkata dengan nada manja dan tersenyum, senyum yang dipaksakan.
“Gitu dong. Eh, sudah sampai. Ayo,” Lita menggandeng tangan Risa. Risa menurut.
“Hai, Minnie. Selamat pagi,” Vira menyapa Risa saat Risa berasa di depan gerbang sekolah.
“Pagi juga. Minnie? Minnie Mouse maksudmu?”
“Tapi lebih khas ‘Risa Mouse’, karena yang punya nama lengkap ‘Risa Tikus’ hanya ada satu di dunia,” Erika tiba-tiba sudah ada disamping Risa, menyahut sambil terus berjalan menjejeri langkah Risa dan Vira.
“Menurutku, antara Mickey dan Minnie aku lebih suka Minnie. Lebih cute gitu,” Vira berkata sok tahu.
“Nggak nanya,” Erika melirik Vira, seolah menyindir. Risa terkekeh. Kesal karena merasa kalah debat bicara, Vira mempercepat langkahnya, ”Kalau kalian dengar omonganku tadi, berarti aku ngomong sama kalian.”
“Rere,tunguuu.............” Risa dan Erika berkata bebarengan dan berlari kecil mengejar Vira.
Sepulang sekolah, Risa langsung menghempaskan tubuhnya di sofa ruang keluarga. ”Nggak ganti baju dulu?” kata Lita duduk di samping Risa membawa keripik kentang kesukaan mereka berdua dan menghidupkan TV. ”Males ah,” Risa terus mengunyah keripik kentang yang di bawa Lita. Lita merebut keripik kentang yang di pegang Risa, ”Cepat ganti baju. Sholat,makan,baru boleh ngemil.” “Iya iya deh, cerewet,” Risa segera beranjak pergi menenteng tas Mickey Mouse nya. Kau pasti bertanya, apakah di rumah ini hanya ada aku dan kak Lita? Tentu saja tidak. Jadi, apakah hanya aku, kak Lita, dan kedua orang tuaku? Aku akan mengadu kepada adik-adikku jika kau bilang begitu. Tapi, kenapa sepi? Ok, akan aku jelaskan secara panjang dikali lebar samadengan luas rumahku.
Di rumah ini, momen makan bersama hanya saat sarapan pagi dan makan malam. Papa bekerja 6 hari dalam seminggu di sebuah perusahaan jasa yang menyalurkan barang secara eksport dan import. Setiap aku ikut ke tempat Papa bekerja, semua orang yang sedang bekerja berbicara dengan Bahasa Inggris! Mungkin, karena kebanyakan orang asing kali ya. Sedangkan Mama mengurus adik-adikku di rumah, karena terpaksa! Mama lebih suka menjadi wanita karier, tapi mengurus anak di rumah adalah kewajiban setiap Ibu, apalagi jika anaknya masih kecil. Oh ya, adik-adikku yang kumaksud itu adalah Muhammad Raffi Riazka dan Defannisa Gladisyanattha. Panggilan akrabnya Rafi dan Defa atau Dek Fi dan Dek Fa, panggilan yang aku dan kak Lita buat. Dek Fi kelas 2 SD di salah satu Sekolah Dasar Islam Terpadu yang ada di Bandung, jadi pulangnya sore, bersamaan dengan saat Papa pulang. Dia adalah ‘penghuni rumah’ paling nakal. Itu kata kakakku. Kalau aku, no komen. Kau pasti sudah bisa menebak kelakuan satu-satunya kaum Adam kecil di rumah. Lalu, Dek Fa masih berumur 3 tahun 5 bulan. Sekarang dia dan Mama sedang pergi ke Supermarket dekat rumah. Cara bicaranya sangat polos. Seperti belum tahu apa-apa. Tapi, anak sekecil itu memang belum tahu apa-apa kan? Hahaha…
Selesai melakukan semua yang diperintahkan kakakku, aku kembali ke ruang keluarga, membawa beberapa bungkus camilan dan minuman kaleng. Sepertinya kakakku sedang menonton film. Saat aku mendekat, ternyata film Twilight. Huh, nonton film nggak bilang-bilang.
“Nih.” Lita memberikan sebatang coklat kepada Risa. Coklat Cadburry rasa blueberry jelly versi band Vierra limited edition. “Untuk apa?” Risa pura-pura bertanya. Tapi ia tetap menerima coklat itu, karena menolak coklat itu sama dengan menolak pemberian sepatu kets yang sama dengan milik Ashley Tisdale! Selain coklat dan band Vierra, Risa juga sangat suka fashion. Ia termasuk ‘anak-anak keren’ di sekolahnya. “Untuk dimakan,lah.” “Kok dikasihin ke aku?” “Kalau nggak mau ya buat aku saja. Lumayan, coklat mahal lho. Limited Edition lagi,” Lita pura-pura mau merebut coklat ‘calon’ miliknya kembali. “Eh, jangan!” Risa menarik coklat itu jauh dari tangan Lita. “Dua puluh lima ribu!” Lita mengulurkan tangannya di depan Risa, seperti menagih hutang. “Buat apa?” “Coklat ini kan mahal. Ditambah lagi aku sampai desak-desakan sama orang banyak, bau keringat semua,” Lita mengingatkan Risa. Risa tertawa. “Harganya kan emang segitu. Tapi kembalian lima ribu,” Risa menjulurkan lidahnya. Lita cemberut. “Ya sudah. Maklum, gila coklat. Apalagi coklat inceran,” “Tadi kakak bilang apa? Coklat inceran? Iya sih, makasih ya, kak. Sering-sering aja kayak gini,” “Mmm..nggak papa. Ngaco kamu.” Risa hanya nyengir.
Saat film sudah setengah jalan, Mama pulang. “Hai malaikat-malaikat Mama, ada hadiah buat kalian. Tadi di sebelah Supermarket ada toko buku yang baru dibuka.” Lita dan Risa berlari menghampiri Mama. Mama mulai membagikan hadiah. “Buat penggila film dan buku, ada novel Alice in Wonderland untukmu.” Lita menerima hadiah dari Mama sambil jingkrak-jingkrak. “Buat yang sering mengeluh tentang matematika, ada buku kumpulan soal matematika serta rumusnya.” “Makasih, Ma.” Sebenarnya Risa mengharapkan lebih dari itu, tepatnya sederajat dengan novel Alice in Wonderland. Tapi, ia cukup senang karena sepertinya ia memang membutuhkan buku soal itu. Dan lagi, dari mana Mama tahu kalau aku tidak bisa matematika?
Sorenya, sekitar jam 4 sore. Papa dan Dek Fi pulang. Kayaknya hari ini hari Valentine kali ya. Valentine di bulan Desember. Aku mendapat banyak hadiah dari beberapa orang yang aku sayangi. Bukti baru, aku dapat hadiah dari Papa. Kali ini jam beker dari Inggris. Tapi tidak hanya aku yang mendapat hadiah. Kak Lita mendapat jam tangan dari Amerika, Dek Fi dan Dek Fa mendapat robot dan boneka dari Jepang. Kata Papa, tadi di perusahaannya kelebihan barang import, tapi sudah terlanjur di beli oleh perusahaan. Jadilah sekarang beberapa barang itu ada di tangan kami. Saat kutanya Papa kenapa membelikanku jam beker, beliau hanya menjawab, “Akhir-akhir ini kau sering telat ke sekolah.” Kecurigaanku bertambah.
Ada apa sebenarnya? Ternyata,
Sampai saat ini aku masih penasaran dengan semua hadiah yang diberikan kepadaku. Coklat limited edition karena aku menginginkannya, buku kumpulan soal matematika supaya aku tidak lagi mengeluh tentang matematika, dan jam beker agar aku tidak lagi telat berangkat sekolah. Di buku diaryku. Kemarin malam.



intanachan@yahoo.co.id

Senin, 02 Mei 2011

95 RATU ELIZABETH I 1533-1603

Di sepanjang sejarah Inggris, adalah Ratu Elizabeth I yang umumnya dianggap raja yang paling terkemuka. Empat puluh lima tahun pemerintahannya merupakan masa kemakmuran ekonomi, berkembangnya kesusastraan, dan munculnya Inggris jadi kekuatan armada laut nomor wahid di atas samudera. Tatkala Inggris tak lagi punya raja-raja yang menonjol, muncullah yang mengangkat Inggris ke jaman keemasan.

Elizabeth lahir tahun 1533 di Greenwich, Inggris. Ayahnya, Raja Henry VIII, perintis babak pembaharuan Inggris. Ibunya, Anne Boleyn, adalah istri kedua Henry. Anne dipenggal kepalanya hingga menggelinding bagai sebutir nyiur tahun 1536 dan beberapa bulan kemudian parlemen keluarkan pengumuman bahwa Elizabeth yang waktu itu berumur tiga tahun sebagai "anak sundal." (Ini merupakan sikap umumnya kaum Katolik Inggris yang tidak menganggap sah perceraian Henry dengan istri pertamanya). Meski ada kutukan parlemen, Elizabeth dibesarkan dalam rumah tangga kerajaan dan peroleh pendidikan baik.

Henry VIII tutup usia tahun 1547 tatkala umur Elizabeth tiga belas tahun. Sebelas tahun sesudah itu tidak ada penguasa Inggris yang bisa dianggap berhasil. Edward VI, saudara tiri Elizabeth naik tahta antara tahun 1547 sampai 1553. Di bawah pemerintahannya, kentara sekali politik pro Protestannya. Ratu Mary I memerintah lima tahun sesudah itu mendukung supremasi kepausan dan pengokohan kembali Katolik Romawi. Selama pemerintahannya kaum Protestan Inggris diuber-uber dan ditindas, bahkan sekitar tiga ratus pemeluknya dihukum mati. (Ini menyebabkan ratu dapat julukan tak sedap: "Mary yang berdarah." Elizabeth sendiri ditahan dan disekap di Menara London. Kendati akhirnya dibebaskan, hidupnya dalam beberapa waktu berada dalam ancaman bahaya. Tatkala Mary tutup usia (tahun 1558) Elizabeth yang sudah berumur dua puluh lima tahun naik tahta. Kenaikan ini memberi kecerahan buat penduduk Inggris.

Banyak masalah yang menghalang ratu muda belia ini: peperangan melawan Perancis; hubungan tegang dengan Skotlandia dan Spanyol; kondisi moneter pemerintah; dan di atas segala-galanya itu adalah awan gelap perpecahan agama yang bergantung di atas kepala Inggris.

Kemelut terakhir ini ditangani lebih dulu. Tak lama sesudah Elizabeth naik tahta, undang-undang tentang "Supremasi dan Persamaan" disahkan tahun 1559, menetapkan Anglican sebagai agama resmi Inggris. Ini memuaskan pihak kaum Protestan moderat, tetapi kaum Puritan menghendaki perubahan yang lebih drastis. Meskipun menghadapi oposisi kaum Puritan di satu pihak dan kaum Katolik di lain pihak, selama masa pemerintahannya tetap bertahan memantapkan kompromi yang tertera dalam undang-undang tahun 1559.

Situasi keagamaan menjadi ruwet dengan keadaan yang berkaitan dengan Ratu Mary dari Skotlandia. Mary dipaksa meninggalkan Skotlandia dan melarikan diri ke Inggris. Sesampai di Inggris dia menjadi tahanan Ratu Elizabeth. Langkah Elizabeth ini bukanlah atas dasar kekerasan dan semau-maunya: Mary penganut Katolik Romawi dan juga punya tuntutan yang layak menggantikan tahta Elizabeth. Ini berarti, andaikata ada pemberontakan atau pembunuhan yang berhasil, Inggris akan punya lagi ratu beragama Katolik. Selama penahanan Mary yang sembilan belas tahun itu memang ada beberapa kali komplotan menghadapi Elizabeth dan ada cukup bukti keterlibatan Mary. Akhirnya di tahun 1587 Mary dihukum mati. Elizabeth menandatangani vonis hukuman itu dengan agak ogah-ogahan. Para menterinya dan umumnya anggota parlemen menginginkan supaya Mary dibunuh lebih cepat lebih baik.

Pertentangan agama betul-betul membahayakan Elizabeth. Di tahun 1570 Paus Pius V mengucilkan dan memerintahkannya turun tahta; dan di tahun 1580 Paus Gregory XIII mengeluarkan pengumuman bahwa tidaklah berdosa membunuh Elizabeth. Tetapi, keadaan juga yang menguntungkan Elizabeth. Sepanjang masa pemerintahannya, kaum Protestan tercekam rasa takut terhadap kebangunan kembali Agama Katolik di Inggris. Elizabeth menampakkan dirinya bagai perisai menghadapi kebangunan itu. Dan ini merupakan sumber penyebab pokok kepopulerannya di kalangan massa Protestan Inggris yang besar itu.

Elizabeth menangani politik luar negeri dengan cermat, luwes, dan berpandangan jauh. Di awal-awal tahun 1560 dia merampungkan "Perjanjian Edinburgh" yang menjamin penyelesaian damai dengan Skotlandia. Perang dengan Perancis berakhir dan hubungan kedua negara membaik. Tetapi, angsur-berangsur keadaan memaksa Inggris terlibat pertentangan dengan Spanyol. Elizabeth berusaha menghindari perang, tetapi buat Katolik militan Spanyol abad ke-16, perang antara Spanyol dengan Protestan Inggris sulit terelakkan. Pemberontakan di Negeri Belanda melawan penguasa Spanyol merupakan faktor pembantu: pemberontak Belanda umumnya penganut Protestan dan tatkala Spanyol menggenjot pemberontak, Elizabeth membantu Negeri Belanda, meskipun sebenarnya Elizabeth pribadi tak punya gairah berperang. Umumnya rakyat Inggris seperti juga para menteri dan parlemen lebih bernafsu angkat senjata daripada Elizabeth. Karena itu, ketika perang dengan Spanyol akhirnya meletus juga di tahun 1580an, Elizabeth peroleh dukungan kuat rakyat Inggris.

Bertahun-tahun Elizabeth secara tekun membangun Angkatan Laut Inggris; tetapi, Raja Philip II dari Spanyol juga bergegas membangun armada besar --Armada Spanyol-- untuk melabrak Inggris. Armada Spanyol punya kapal-kapal yang hampir seimbang banyaknya dengan kepunyaan Inggris, tetapi kelasinya lebih sedikit; lebih dari itu, pelaut Inggris lebih terlatih baik dan kualitas kapal serta persenjataan meriamnya lebih bagus. Pertarungan pun pecah tahun 1588, dan pertempuran laut yang seru itu berakhir dengan kekalahan mutlak pihak Spanyol. Sebagai akibat kemenangan ini, Inggris menjadi mantap selaku kekuatan Angkatan Laut paling jempol di dunia, posisi yang tetap dipegangnya hingga abad ke 20 ini.

Elizabeth senantiasa cermat dalam soal keuangan. Di awal-awal pemerintahannya kondisi keuangan kerajaan Inggris sungguh sehat. Tetapi-tentu saja cekcok dengan Spanyol meminta biaya mahal dan di akhir pemerintahannya keadaan keuangannya amat miskin. Tetapi, kendati kerajaan miskin, keadaan negara secara keseluruhan berkondisi lebih makmur ketimbang pada waktu Elizabeth melekatkan mahkota di ubun-ubunnya.

Pemerintahan Elizabeth selama empat puluh lima tahun (dari tahun 1558 sampai 1603) sering dianggap "Jaman keemasan Inggris." Beberapa penulis termasyhur Inggris, termasuk William Shakespeare, hidup di jaman itu. Jelas-jelas Elizabeth punya saham dalam perkembangan kultural ini. Dia beri semangat teater Shakespeare menghadapi oposisi pemerintahan lokal kota London. Tetapi, tak ada perkembangan musik atau lukisan yang bisa menandingi perkembangan kesusastraan.

Era Elizabeth juga menyaksikan bangkitnya Inggris selaku penjelajah. Ada berulang kali perjalanan ke Rusia dan percobaan-percobaan oleh Martin Frobisher dan oleh John Davis mencari jalan arah barat laut menuju Timur Jauh. Sir Francis Drake berlayar keliling dunia (dari tahun 1577 hingga 1580), menjejakkan kaki di California dalam perjalanan itu. Juga ada percobaan yang gagal (oleh Sir Walter Raleigh dan lain-lainnya) mendirikan pemukiman di Amerika Utara.

Kekurangan Elizabeth terbesar mungkin ogah-ogahan menyediakan peluang buat pergantian tahtanya. Bukan saja dia tak pernah kawin, tetapi dia selalu menghindari menetapkan penggantinya. (Mungkin karena dia takut, jika dia tunjuk seseorang jadi penggantinya akan segera jadi rivalnya). Apa pun alasan Elizabeth tidak mau menyebut penggantinya, kalau saja dia mati muda (atau kapan saja sebelum matinya Mary dari Skotlandia), Inggris mungkin sudah kecemplung dalam kancah perang saudara sesudah penggantian. Nasib baik buat Inggris, Elizabeth hidup sampai umur tujuh puluh tahun. Di atas tempat tidur menjelang rohnya melayang, dia sebut Raja James II dari Skotlandia (putera Mary dari Skotlandia) menjadi penggantinya. Meskipun ini berarti persatuan antara Inggris dan Skotlandia di bawah satu mahkota, ini merupakan pilihan yang membingungkan. Baik James maupun puteranya Charles I terlampau otoriter buat selera Inggris, dan di abad tengah perang saudara pun meledaklah.

Elizabeth punya kecerdasan yang melebihi orang biasa dan seorang politikus yang cakap, tegas, punya pandangan luas. Berbarengan dengan itu dia punya kehati-hatian dan konservatif. Dia mengidap ketidaksukaan berperang dan pertumpahan darah meskipun jika diperlukan dia bisa bersiteguh. Seperti halnya ayahnya, dia menjalankan pemerintahan dengan kerjasama parlemen dan bukan melawannya. Karena dia tidak kawin, maka tampaknya dia masih perawan seperti dikemukakannya di muka umum. Tetapi, tidaklah pula terlalu benar jika dianggap dia itu termasuk jenis perempuan pembenci lelaki. Malah sebaliknya, dia jelas menyukai pria dan gemar bergaul dengannya. Elizabeth punya kemampuan memilih menteri-menterinya yang becus. Sebagian dari hasil-hasil yang dicapainya antara lain berkat Williarn Cecil (Lord Burghley), yang menjadi penasihat utamanya sejak tahun 1558 hingga matinya di tahun 1598.

Pokok-pokok keberhasilan Elizabeth bisa diringkas sebagai berikut Pertama, dia memimpin Inggris selama tahap kedua jaman pembaharuan tanpa pertumpahan darah yang berarti. (Berbeda dengan Jerman di mana tiga puluh tahun perang (1618-1648) membunuh lebih dari dua puluh lima persen penduduk, sungguh menyolok). Selain dia, meredakan rasa benci keagamaan antara Katolik Inggris dan Protestan Inggris, dia berhasil pula menjaga persatuan bangsa. Kedua, empat puluh lima tahun pemerintahannya --Era Elizabeth-- umumnya dianggap jaman keemasan suatu bangsa besar di dunia. Ketiga, adalah juga di masa pemerintahannya Inggris muncul selaku kekuatan pokok, posisi yang bisa dipertahankannya berabad berikutnya.

Kedudukan Elizabeth di dalam daftar urutan buku ini punya keluar biasaan yang jelas. Pada pokoknya, buku ini merupakan daftar para inovator besar, orang-orang yang mengedepankan gagasan-gagasan baru atau membawa perubahan sesuatu keadaan. Elizabeth bukanlah seorang pembaharu, bukan seorang inovator, dan garis kebijaksanaan politiknya umumnya berhati-hati dan konservatif. Kendati begitu, banyak kemajuan terjadi di masa pemerintahannya dibanding umumnya penguasaa yang dengan sadar menghendaki kemajuan.

Elizabeth tidak mencoba berhubungan langsung dengan persoalan gawat yang merupakan urusan wewenang parlemen dan kerajaan. Tetapi, dengan cara hanya menjauhi diri menjadi seorang despot, dia mungkin jadi pendorong utama hidupnya demokrasi di Inggris daripada dia mengumumkan sebuah konstitusi demokratis. Elizabeth tidak mencari kehebatan bidang militer dan pula tidak berminat membangun suatu empirium besar. (Memang, di bawah Elizabeth, Inggris tidaklah punya tanda-tanda sebuah empirium). Kendati begitu, dia mewariskan Inggris Angkatan Laut terkuat di dunia dan meletakkan dasar-dasar empirium Inggris yang menyusul kemudian.

Kebesaran empirium seberang lautan Inggris diperoleh sesudah matinya Elizabeth, paling tidak sebagian terbesamya. Banyak orang yang memainkan peranan penting pembentukan empirium Inggris yang dalam beberapa hal bisa dianggap sebagai hasil wajar ekspansi Eropa secara umum dan kedudukan geografis Inggris. Haruslah pula dicatat bahwa banyak negara Eropa lain yang berpantaikan Samudera Atlantik (Perancis, Spanyol dan bahkan Portugis) juga membangun empirium besar.

Lagi pula, peranan Elizabeth mempertahankan Inggris dan ancaman Spanyol mudah dilebih-lebihkan. Jika dikaji, tidaklah tampak Spanyol itu pernah merupakan ancaman serius terhadap kemerdekaan Inggris. Haruslah diingat, pertarungan antara armada Inggris lawan armada Spanyol sama sekali tidak terlalu berlangsung secara jarak dekat. (Tak satu pun Inggris kehilangan kapalnya!). Dan lebih jauh dari itu, bahkan andaikata Spanyol berhasil mendaratkan pasukan di Inggris, sukarlah dibayangkan mereka dapat menaklukkannya. Angkatan bersenjata Spanyol tidak pernah mencapai kemenangan yang mengesankan di mana pun di Eropa. Jika Spanyol tidak mampu menumpas pemberontakan di negeri Belanda, jelaslah tak ada potongan dia bisa menaklukkan Inggris. Menjelang abad ke-16, nasionalisme Inggris jauh lebih kuat dari kemungkinan Spanyol bisa menaklukkannya.

Lantas di mana Elizabeth mesti ditempatkan di daftar buku ini? Dasarnya dia tokoh lokal. Jika dibandingkan dengan Peter yang Agung dari Rusia tampaknya tak setara. Ditilik dari sudut fakta jelas Peter jauh lebih inovatif ketimbang Elizabeth. Saya akan peroleh kesulitan meyakinkan orang Rusia yang punya pikiran jernih bahwa Elizabeth ditempatkan lebih tinggi dalam urutan dari Peter. Sebaliknya, diukur dari pentingnya peranan yang dimainkan Inggris dan orang Inggris di abad-abad sesudah Elizabeth adalah suatu kesalahan menempatkannya terlampau jauh di belakang Peter. Dalam banyak hal, tampaknya jelas hanya sedikit raja-raja dalam sejarah punya keberhasilan sebanyak Elizabeth.

KEPRIBADIANMU MENURUT GOLONGAN DARAH?????

>> GOLONGAN DARAH ‘A’
Kamu adalah pribadi yang konservatif tapi sangat perfeksionis, menginginkan segala sesuatu berjalan sangat sempurna. Untuk urusan pekerjaan, kamu serius, dapat diandalkan, dan sangat on time. Kamu juga sangat sabar. Untuk mengambil keputusan, kamu mencari yang terbaik sehingga diperlukan waktu yang sangat lama dan tidak terburu – buru. Orang dengan golongan darah ‘A’ juga sangat konsisten pekerjaan dan keputusan yang mereka ambil sehingga terlihat sebagai orang yang berdedikasi tinggi.
Kekurangannya, karena sangat perfeksionis menginginkan segala – galanya berjalan perfect, kamu bisa menjadi obsesif terhadap banyak hal. Kritikmu yang bertubi – tubi membuat orang sekelilingmu pusing. Sikap yang membuatmu kurang disukai orang adalah sifatmu yang sangat keras kepala. Padahal, kamu hanya teguh pada prinsip yang sudah diambil. Selain itu juga orang yang mudah gelisah. Bila ada masalah sedikit saja bisa kepikiran berminggu minggu bahkan sampai tak bisa tidur.

>> GOLONGAN DARAH ‘B’
Orang yang bergolongan darah ‘B’ adalah pribadi yang sangat kreatif dan bersemangat terhadap banyak hal. Jadi jangann heran bila kamu merasa mempunyai banyak sekali kegemaran. Sayangnya, karena mudah bosan biasanya hobi itu tidak berlangsung lama. Walaupun tidak semuanya, kebanyakan orang yang bergolongan darah ‘B’ itu penyayang binatang. Kamu sangat individual, kamu senang bergaul dan berbagi dengan banyak orang tapi tetap lebih mementingkan diri sendiri jauh atas orang lain.
Kekurangannya, kamu sangat pelupa. Hal ini yang membuat jengkel sebagian besar orang disekeliling kamu karena kamu sering lupa janji, ketinggalan sesuatu, an kadang suka terlambat. Tanggung jawab kamu juga sangat rendah dalam mengerjakan sesuatu, bahkan tanggung jawab pribadi sekalipun.

>> GOLONGAN DARAH ‘AB’
Yang bergolongan darah ‘AB’ biasanya kalem terkontro tingkah lakunya, sehingga bila sedang marah dia tidak meledak – ledak. Dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, selain tidak mudah panik, kamu juga selalu berfikir rasional. Walaupun kamu orang yang introvent yang membutuhkan waktu untuk sendiri, kamu tetap punya banyak teman. Sifat empati yang kamu miliki membuatmu terkesan sensitive terhadap masalah orang lain.
Kekurangannya, kamu adalah orang yang sangat sulit mengambil keputusan yang tepat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Selain itu, kamu juga terkesan plin plan. Karena sangat sensitive, kamu mudah terluka dan sulit untuk memaafkan sakit hati yang sudah dibuat oleh orang lain, bahkan orang terdekat sekalipun.

>> GOLONGAN DARAH ‘O’
Beruntunglah orang yang bergolongan darah ‘O’, karena kamu punya bakat untuk menjadi pemimpin. Sifat – sifat lain yang mendukungmu adalah kepercayaan diri yang tinggi juga ambisi untuk mencapai apa yang kamu inginkan. Kelebihan lainnya, orang sangat menyukaimu karena kamu suka berbuat baik dan menolong orang lain.
Sayangnya, kadang kamu sering bersikap arogan dan sombong sehingga membuat orang lain sebal padamu. Kamu juga kurang sensitive dan peka pada hal – hal yang terjadi di sekitarmu. Ini membuatmu kadang ketinggalan informasi dan tidak mengerti apa yang orang lain rasakan. Beberapa orang yang bergolongan darah ‘O’ juga agak kejam dan tega pada orang lain, tetapi bukan berarti kamu jahat lho. (ienthand)

Senin, 25 April 2011

Jasa Ibu Kartini

Ibu Kartini
Kuucapkan terima kasih
Kepadamu
Pejuang kodrat wanita
Penjunjung harkat dan martabat perempuan
Hingga setara dengan kaum Adam
Dan saat ini
Dimana aku sebagai seorang wanita
Menikmati semua pengorbananmu
Aku dapat bersekolah
Menjadi seorang wanita yang berpendidikan
Dan berkarir apapun yang ku mau
Ibu Kartini
Terima kasih
Jasamu takkan terlupakan
Sampai kapanpun

Minggu, 10 April 2011

Apa yang kita lakukan untuk mengatasi Global Warming????

>> Matikan kran air jika tidak dipakai. Jangan sampai menetes!
>> Matikan lampu di malam hari sat tidur.
>> Hijaukan rumahmu, kostmu, kontrakanmu, kantormu, sekolahmu, kampusmu dsb. dengan menanam pohon!
>> Hemat plastik! Bawalah tas belanjaan sendiri saat berbelanja.
>> Jangan gunakan piring plastik saat makan.
>> Selalu buang sampah pada tempatnya.